KUNCI SUKSES 'GOD BLESS' BERUMUR 50 TAHUN {PERSPEKTIF AWAM}

Fenomena band-band di Indonesia adalah tanggal lahir biasanya bertepatan waktu dimana band itu main di panggung pertama kali. Tanggal 5 Mei 1973 adalah pertama kali God Bless manggung pertama kali di Taman Ismail Marzuki (TIM) dalam suatu perhelatan musik bertajuk Rock 'N Blues. Berawal dari sinilah nama God Bless bergaung sampai sekarang. Tahun 2023 ini sudah menginjak usia ke 50 tahun dimana jika bicara soal band asal tanah air tentu saja belum ada yang bisa menyamai rekor umur. Dalam artikel ini, saya tidak akan membahas sejarah band ini karena termasuk mudah mendapatkan tulisan dari media lain. Saya akan lebih menekankan tulisan tentang bagaimana bisa God Bless bertahan setengah abad menurut pandangan saya pribadi. 

 

Beberapa kali saya berbincang dengan Ian Antono, kenapa God Bless bisa bertahan sampai lebih dari empat dekade (waktu itu), tapi beliau sendiri juga tidak bisa memberikan jawaban yang memuaskan saya. Di berbagai media pun ketika insan pers menanyakan hal serupa jawabannya hampir sama. Coba berikut saya rangkum dari berbagai media tentang hal tersebut.

Dalam salah satu wawancara dengan sebuah media sekitar delapan tahun lalu, Ian Antono menjelaskan filosofi bandnya, "Saling menghargai. Masing-masing punya ide, semuanya bisa lepas di God Bless. Saling menghormati."Selain itu, tentu saja musik memegang peranan penting untuk mendorong semangat baja band ini. "Selalu musik yang dipikirkan. Saya percaya musik punya sihir untuk awet muda," renung Ian. "Yang saya jalankan kami sangat mencintai musik. Bisa berkumpul berlima sangat luar biasa. Kami hidup dari musik, saya nggak berpikir macam-macam. Iyek (Achmad Albar) nggak punya tujuan jadi direktur. Kami sama-sama suka musik. Itu saja," lanjutnya.

Faktor lain yang mendorong God Bless terus berkarya adalah keluarga. "Kami itu adalah partner dalam bekerja sebagai musisi. Cuma hubungan keluarga rapat. Satu hal yang bikin awet adalah kami itu udah kayak keluarga, bukan band lagi. Tali ikatannya disitu. Kalau mau ngapa-ngapain kami mikir juga," ujar Ian Antono.

Donny Fattah, band ini bisa panjang umur bertahan hingga saat ini adalah "sebuah keajaiban, karena kami sendiri nggak pernah menyangka atau bermimpi akan dapat bertahan sekian lama. Kalau secara duniawinya sih, rahasianya sederhana, saling menghormati satu sama lain. Saya, Achmad dan Ian itu dunianya sama. Kami sama-sama mencintai musik."

"Mungkin juga karena namanya God Bless, karunia Tuhan. Jadi kami dapat bertahan sampai hari ini, masih eksis, masih berkarya dan Alhamdulillah, masih disukai oleh sekian generasi. Kalau dihitung sekarang malah sudah masuk generasi keempat," imbuh Donny (tahun ini masuk kelima).

Donny juga percaya bahwa semangat baja menjadi salah satu bahan bakar bagi God Bless sehingga dapat bertahan selama lebih dari empat dekade seperti sekarang ini. "Semangat itu tumbuh dari latar belakang kami yang sama, sehingga menjadi sebuah spirit yang lebih mempererat kami untuk konsekuen di dunia ini. Karena bisanya cuma bermain musik akhirnya kami total di sini. Selain semangat tentunya juga visi dari band ini. Kami rundingkan bersama visinya apa nih, apa yang mau disuarakan dalam bermusik? Akhirnya semua itu tertuang ke dalam beberapa album God Bless.

Bila kita kembali flashback sejarah perjalanan God Bless, 50 tahun tidaklah berjalan dengan mulus. Mulai dari bongkar pasang personil dan masalah-masalah lainnya. Perilisan dari album satu ke satu album lainnya juga terhitung tidak stabil dan berjarak sangatlah lama. Misalkan dari album Raksasa pada tahun 1989, barulah album Apa Kabar rilis pada tahun 1997, begitu juga dengan album 36th yang rilis tahun 2009. God Bless sendiri berkali-kali mengalami hiatus panjang. Yang sering menjadi perbincangan di media ketika setelah tahun 1997 tidak terdengar lagi beritanya. Saya membaca di berbagai media cetak waktu banyak musisi mempertanyakan keberadaan God Bless. Tapi publik menyambut hangat comeback nya God Bless pada tahun 2002 di pentas musik walaupun setelah itu menghilang lagi.  Perjalanan God Bless benar-benar terhenti ketika tahun 2007 Achmad Albar kesandung masalah hukum. Setelah tahun 2008 masalah hukum Achmad Albar selesai dan tahun 2009 menelorkan sebuah album (36th), tahun 2012 Donny Fatah terkena serangan jantung dan harus istirahat total dari kegiatan bermusik. 

trio personil inilah nyawa God Bless

 Saya terus mengikuti perkembangan berita tentang God Bless, yang akhirnya mendengar isu akan diadakan konser memperingati 40 tahun usia band. Saat itu kehadiran gitaris awal Ludwig Lemans dari Belanda sangat menggembirakan hati saya. Akhirnya konser itu terlaksana setahun kemudian tepatnya tanggal 30 November 2014 bertajuk To Commemmorate God Bless bertempat ballroom Hotel Harris Bandung. Saat itulah kedua kalinya saya nonton aksi God Bless kedua kalinya setelah yang pertama tahun 1988. Saya berangkat dari Kalimantan Barat kemudian berkumpul di Jakarta dan bersama-sama God Bless Community Indonesia (GBCI) menuju Bandung dengan naik bus. Pertama kali juga berjumpa dengan Ketua GBCI almarhum Asriat Ginting yang merupakan fans berat God Bless (sudah saya tulis di artikel sebelumnya di media ini).


Kembali ke tulisan utama, yaitu kenapa God Bless bisa bertahan sampai 50 tahun? Kesuksesan sebuah band bisa diukur dengan banyak hal. Seberapa banyak penggemarnya, seberapa keren musiknya atau seberapa lama band tersebut bisa bertahan. Dari begitu banyaknya band Indonesia, hanya sedikit nama yang bahkan bisa menggabungkan tiga faktor tersebut. God Bless adalah satu di antaranya dan bisa jadi satu-satunya di Indonesia.

Analisa sederhana saya sebagai orang awam dan di luar tubuh God Bless adalah sebagai berikut :

PERTAMA, bagi para personil, God Bless bukanlah sebuah band lagi tapi merupakan rumah bagi satu keluarga. Kekeluargaan merupakan sebuah kunci kebersamaan mereka selama ini. Kemanapun para personil (inti) melanglang buana pada akhirnya kembali ke rumah jua.



KEDUA, dukungan keluarga terutama para istri sangatlah kuat. Saya selalu perhatikan bahwa support para istri terhadap kehidupan bermusik para suaminya sangat berpengaruh besar. Fluktuasi kehidupan yang bapak-bapak alami di dunia musik tidak berpengaruh terhadap kehidupan rumah tangga mereka. Saya perhatikan (tapi takut menanyakan langsung...hehe) para ibu-ibu God Bless ini tidak ada yang berkarir di pekerjaan lain, mereka hanya mendampingi suaminya ketika God Bless manggung.

betapa kompaknya bapak-bapak dan ibu-ibu God Bless

 KETIGA, ketika dunia musik Indonesia dikuasai para cukong Glodok (istilah tahun 1980an),
God Bless tidak berpengaruh. God Bless merilis album menurut mood musikal mereka tanpa ada pengaruh trend musik saat itu. Hal itulah yang menjadikan musik God Bless masih enak dinikmati sampai saat ini sebagai musik rock. Saya jadi ingat pernyataan almarhum Remy Soetansjah dalam sebuah wawancara di acara Radio Show. Beliau menyatakan bahwa band rock pertama  di Indonesia yang benar-benar rock adalah God Bless !! Artinya baik aksi panggung maupun produk rekaman tetaplah nge rock. 

KEEMPAT,  God Bless selama ini bukanlah tempat mencari duit tapi untuk berkarya sesuai idealisme. Para personil justru mendapatkan kesuksesan dari proyekan diluar God Bless dengan menggarap artis-artis lain, berkarir solo ataupun lainnya. God Bless tetaplah God Bless dengan idealisme sendiri. Selama 50 tahun berkarir, God Bless hanya total merilis 8 album studio ( yang 2 terakhir merupakan remake ) serta 4 album kompilasi. Jumlah album yang sangat sedikit dibanding band rock lainnya di tanah air.

KELIMA, pada saat God Bless jadi bintang tamu di acara Mata Najwa tanggal 9 September 2015, mantan keyboardist Giant Step, Triawan Munaf (sekarang Dirut Garuda) menyampaikan bahwa disaat  Giant Step bangga akan karya sendiri di panggung God Bless masih asik dengan reportoar dari luar. Tapi justru itu yang membuat God Bless begitu populer di panggung musik tanah air. Yang saya tangkap dari pernyataan itu adalah God Bless matang di panggung dibandingkan dengan band-band lain. Sebagai catatan, mungkin hanya God Bless satu-satunya band yang diundang dalam suatu talk show besar di TV dan sebelumnya tahun 2009 di acara Kick Andy (mungkin saya satu-satunya yang punya rekaman videonya, karena di youtube tidak ada...hehe).

Terakhir, saya kutipkan juga petikan wawancara dengan media lain yang menarik hati saya.

Ian Antono menegaskan kembali bahwa semangat baja yang didasari kecintaan pada bermusik juga harus banyak dimiliki band-band muda saat ini. "Dalam menjalani band harus kuat sengsara. Harus tabah. Saya sudah sejak era dulu mengalami pasang surut. Setiap berapa tahun sekali ada siklusnya. Kalau jatuh, ya tahan aja sebentar. Banyak musisi nggak tahan disitu," jelasnya. "Harus tetap semangat dan harus bergrup. Kita kenal Led Zeppelin dari grup. Begitu diganti orang mikir juga," katanya mencontohkan pada band yang lebih yang mapan.

 Sampai kapan God Bless akan pensiun?

"Saya paling ngeri dibilang pensiun. Sampai kapanpun saya bisa main gitar saya akan main. Minta ke Tuhan tangan saya bisa jalan terus." begitu Ian Antono menjelaskan. 

"Sebagai manusia kami menyadari bahwa kami memiliki batas, apalagi di era sekarang dimana semua personelnya sudah berumur di atas 60-an semua… (sekarang diatas 70an). Cuma kalau masalah berkarya, alhamdulilah selama ini kami masih aktif berkarya dan masih diterima di negara ini, jadi insya Allah belum kami putuskan untuk bubar atau malah belum kepikiran untuk berhenti. Intinya, selama karya-karya kami masih diterima, alhamdulilah, nggak ada kata-kata lain lagi yang paling tepat untuk menggambarkannya, "may God bless we all," pungkas Donny.

 

Dalam rangka menandai karir ke 50 tahunnya, God Bless telah merilis sebuah album kompilasi bertajuk Anthology pada tanggal 21 Juni 2023 lalu. Album ini menampilkan lagu-lagu lama God Bless yang merepresentasikan semua album selama karir. Semua lagu diaransemen baru dengan iringan orkestra di bawah pimpinan Tohpati. Sementara album ini hanya dirilis di platform-platform digital, menyusul kemudian dalam bentuk rilisan fisik (bocorannya sekitar September 2023). Selain album baru God Bless juga tengah mempersiapkan konser akbar pada bulan November 2023 yang termasuk dalam konser 5 kota dan dimulai pada bulan Agustus 2023, buku autobiografi serta film biopik. Sebagai pecinta God Bless saya sangat menantikan hal-hal tersebut. 

Kelima hal itulah menurut perspektif saya yang menjadikan God Bless bisa bertahan selama 50 tahun. Suatu pencapaian yang belum bisa dicapai band apapun di Indonesia ini. Perlu diingat, God Bless bukannya band tanpa konflik internal maupun eksternal seperti band lainnya. Musik yang mereka ciptakan dan mainkan masih bisa dinikmati selama lima dekade/generasi. 

LONG LIVE GOD BLESS

 

penulis bersama sebagian God Bless

 


all photographs taken and edited by AdiSulistyanto

 

 

 

 

 


Posting Komentar

0 Komentar