KAPITAL ; TEROR DARI BELANTARA BORNEO

Kota Tenggarong adalah ibukota Kabupaten Kutai Kartanegara Provinsi Kalimantan Timur yang terletak di tepi sungai Mahakam. Kota yang tak ubahnya kota-kota di daratan Kalimantan. Tapi siapa sangka, di kota kecil ini pernah ada beberapa kali festival musik rock berskala internasional yang bertajuk Kukar Rockinfest dan kemudian berubah menjadi Rock In Borneo. Deretan band rock nasional bersama band rock internasional pernah tampil disini. Sebut saja Helloween, Sepultura, Fire House, Michael Learns To Rock, Testament, Skid Row, God Bless, Edane, Power Metal dan lainnya. Didahului dengan tausiah kemudian sholat berjamaah sebelum pementasan musik keras. momen ini hanya terjadi di Tenggarong.

Penulis pernah berkunjung sekali ke Tenggarong tanggal 7 Nopember 2012 atas undangan seorang sahabat Lilo dimana saat itu akan berlangsung Kukar Rockinfest dengan head liner Sepultura dari Brazil. Penulis secara mendadak ditunjuk sebagai satu-satunya official photographer band metal Indonesia yaitu Edane. Secara tak sengaja, sebelum Edane tampil penulis melihat aksi band lokal bernama Kapital main di venue utama. Dalam hati penulis berkata, wah keren banget band metal lokal ini pantesan mainnya di venue utama. Pada waktu berikutnya, penulis baru tahu ternyata Kapital inilah motor penggerak scene metal di Tenggarong bahkan pada perkembangannya bukan hanya di kota tempat mereka berasal tapi tanah Borneo pada umumnya.

line up terbaru Kapital
line up terbaru Kapital
photograph exclusive from Kapital Official

Kapital didirikan pada tanggal 1 Oktober 2004 oleh Akhmad Akbar Haka bersama sudara kandungnya gitaris David Haka. Mereka bersama Wibi Wibawa pada bass, Dhani Arinda pada gitar dan Ivan Fahrani pada drum. Band ini semula bernama The Pistol dan pada tahun 2008 berubah menjadi Kapital. Sepak terjang Kapital tak bisa dianggap remeh dalam perkembangan scene metal tanah air. Band ini merupakan satu-satunya band metal yang lahir dan hidup berkembang di tanah kelahiran sendiri selanjutnya bermetamorfosis menjadi band berskala nasional. Personil Kapital terutama Akbar Haka berhasil menciptakan industri kreatif sendiri di Tenggarong dengan basic Kapital sehingga band ini tetap bisa bertahan selama 16 tahun dan tetap produktif dalam berkarya. Sungguh suatu pencapaian luar biasa pada band daerah.

Sebenarnya sudah lama penulis ingin mengangkat band Kapital di media tercinta ini, tetapi ide penulisan baru muncul setelah tahun ini mereka rilis album baru. Penulis akan mencoba menelusuri jejak musikal Kapital dari album ke album karena kebetulan penulis memiliki album komplit yang pernah dirilis. Metode yang penulis lakukan adalah mendengarkan satu per satu album kemudian menuangkan hasil kerja telinga dalam bentuk tulisan review album. Jadi bagi kalian yang akan support band lokal belilah rilisan fisiknya, jangan hobi donwnload lagu di internet.... hehe.

1. METALMORPHOSIS (2009)

Album perdana yang berisi 7 lagu ini diawali dengan intro instrumentalia berjudul Genderang Perang. Intro yang cukup garang tapi easy listening. Selanjutnya hentakan lagu kedua Masih Terjajah mengalun keras tanpa kompromi memadukan vokal Akbar yang berat sekaligus melodius. Sekali lagi komposisi instrumen berjudul Sistem Munafik menyambung meski tak panjang. Komposisi sedikit bertempo lambat Tanpa Lencana mengalun dengan apik. Revolusi sebagai lagu ke 5 mengalun dengan hentakan dobel bass drum disertai bridge-bridge yang rapat. Kemudian lagu Tak Bernyawa bergaya ala post hardcore mengalun dengan manis tanpa banyak distorsi. Lagu terakhir berjudul Konspirasi Mafia Peradilan kembali mengalir kencang dengan garang yang didominasi vokal growl dari Akbar.

Album perdana ini ternyata mendapat sambutan yang luar biasa dari metalhead dengan terjual sampai 2000 copy. Belanda dan Belgia dipilih sebagai lokasi pembuatan video klip singel mereka yaitu Sistem Munafik dan Tak Bernyawa. Setelah rilis album perdana ini Kapital justru ditinggal gitarisnya Hendra. Menurut penulis, di album perdana ini Kapital masih berusaha mencari jati diri. Arah musikal sudah jelas ke metalcore dengan bumbu riff-riff heavy metal. Secara output sound sudah mendekati sempurna tanpa adanya suara instrumen yang mengganggu dan balancing nya cukup bagus. Art work album tampil sederhana dengan menampilkan warna hitam seperti banyak band-band metal yang sering dijuluki black album.

2. REINKARNASI (2011)

Tanpa intro seperti album pertama, lagu Hitam Kelam Arah Jejak langsung menggempur gendang telinga tanpa kompromi. Suara berat Akbar ditimpali koor pada refrain sungguh komposisi yang apik. Lagu berikutnya Sistem Munafik II dengan tempo yang berubah-ubah seolah menegaskan arah musik Kapital sebenarnya. Bermain Peran sebagai lagu ketiga mengalir deras seperti 2 lagu sebelumnya memadukan vokal growl dan clean dari Akbar. Alunan gitar akustik sebagai lagu instrumentalia berjudul Mati Rasa tersaji dengan apik, mengingatkan akan salah satu lagu Burgerkill. Riff-riff heavy metal kembali muncul di lagu Lirih dengan vokal clean yang melodius tapi tanpa kesan cengeng dengan pattern drum tetap di jalur metalcore. Kembali warna post hardcore muncul di lagu ke 6 yang berjudul Kemiskinan Yang Membunuh. Lagu terakhir berjudul Tombak Matahari meluncur dengan garang dengan ketukan drum yang rapat. Art work tampil sederhana dengan lukisan burung gagak yang muncul separuh badan.

Dalam proses recording album kedua ini gitaris Dhani Arinda kembali memperkuat band. Gitaris David Haka justru mengundurkan diri selama proses promo dan direkrutlah Gerhard. Album ini sedikit demi sedikit Kapital mulai menemukan jati dirinya sebagai band metalcore. Kesuksesan penjualan album ini juga semakin membawa nama Kapital ke kancah permetalan Indonesia. Kapital masuk sebagai head liner dalam Bandung Berisik MMXII dan juga tampil di pagelaran Kutukan Kudungga garapan Butet Kartaredjasa dan Djaduk Ferianto di TIM Jakarta.

3. SYMPHONI KEGELAPAN (2012)

Sungguh mengejutkan album ini dibuka dengan komposisi etnik Dayak berjudul Juntuh yang bekerja sama dengan musisi etnik Irang Away. Komposisi yang seolah menegaskan darimana Kapital berasal. Bangsa Tanpa Negara merengsek dengan megah sekaligus garang. Melodi ala Arch Enemy tersaji secara asik dengan harmonisasi apik pada lagu ketiga yaitu Melawan Sajak Kesedihan. Lagu yang juga menjadi judul album Symphoni Kehidupan dibuka dengan dentingan keyboard bernuansa gothic. Background keyboard bernuansa orkestra menambah poin tersendiri pada lagu ini. Komposisi etnik dari alat musik sape' disertai alunan suara berbahasa Dayak tersaji pada lagu berikutnya memberikan suasana syahdu. Mendoktrin Tuhan langsung menyambar dengan ganas meski tetap dengan isian lead gitar yang melodius serta bridge-bridge rancak. Opening lagu berikutnya Bangga Akan Dosa terasa begitu gagah sampai ketrusan di akhir lagu. Lagu terakhir Surat Untuk Tuhanku tersaji secara ful akustik dengan warna balada. Meski begitu nada-nada yang mengalun masih terdapat benang merah dengan lagu-lagu terdahulu tanpa melenceng dari pattern album. Di album ini Kapital mulai tampil dengan art work yang menjadi ciri khas band-band metal.

Telinga penulis jelas menangkap bahwa di album ketiga ini Kapital telah menemukan identitas musik mereka yaitu metalcore ala Kapital. Kenapa begitu? karena sepengetahuan penulis belum ada band metal di Indonesia yang mempunyai warna musik seperti mereka. Tidak seperti band-band metalcore yang sudah ada, mereka tetap mengedepankan unsur melodik dalam penulisan lagu. Di tambah lagi unsur-unsur etnik Dayak semakin mempertegas identitas mereka. Pola shredding pada isian gitar semakin memperindah harmonisasi lagu. Penulis jadi ingat band Shadow Fall tapi tetap beda. Berkat album ini pula Kapital bisa tampil live di acara Radio Show yang diadakan sebuah TV swasta. Kapital juga sempat main di Rock In Celebes pada tahun 2013. Good Job guyysss.

4. TEROR DARI BELANTARA (2014)


Album ini bisa diibaratkan the greatest hits nya Kapital karena dari 17 lagu yang masuk track list terdapat 9 lagu baru dan 8 lagu lama yang diambil dari album-album terdahulu. Lagi-lagi dibuka sebuah komposisi etnik tersambung dengan hentakan musik menggelegar yang diberi judul Nyanyian Hutan. Lagu baru berikutnya Senandung Primitif dan Purba mengalun dengan garang. Gegap Gempita tanpa bisa dibendung meluncur dengan warna khas Kapital. Lagu-lagu baru yang lain adalah Gaza, Konsepsi Imajinasi, Pelukan Serigala, Resonansi Dua Sisi, Elegi dan Rock Tragedi tak kalah keren dan gagah. Art work yang disajikan sangat bernuansa etnik Dayak dengan artistik tinggi dan mulai album ini mereka mengganti logo band.

Tepat sekali Kapital merilis album kompilasi ini sembari mencoba backflash karir mereka selama 7 tahun. Paling tidak metalhead yang kesulitan mendapatkan album-album terdahulu bisa menelusuri jejak musikal Kapital. Perilisan album ini juga tak main-main. Launching album diadakan di kantor majalah Rolling Stone Indonesia dengan menggaet band cross over thrash metal dari USA, Municipas Waste dan unit metalcore dari Bandung, Burgerkill sebagai bintang tamu. Dalam acara itu juga ditampilkan 17 orang penari Dayak untuk menambah daya tarik. What a moment dudes......

5. ANONYMOUS (2015)

Seolah-olah mempunyai energi berlebih tanpa menunggu lama, setahun berikutnya Kapital merilis mini album tapi bagi penulis ini seperti ful album. Menampilkan 6 lagu baru yaitu Sketsa Diorama, Analogi Belukar, Tertikam, Parade Rimba, Klausa Hipokrit dan Genderang Perang. Secara umum kualitas lagu dan sound tak usah diragukan lagi. Itulah musik metalcore ala Kapital yang sebenarnya. Line up pada album ini adalah Akhmad Akbar Haka (vokal), Wibi Wibowo (bass), Dhani Arinda (gitar), Ari Wardhana (gitar) dan Indra Kusuma (drum). Art work tampil sedikit seram penuh suasana mistis.

6. SEMESTA RAWA (2017)

Album ke-enam dirilis dengan 12 lagu baru yang semakin memperkokoh posisi Kapital di scene metal Indonesia. Warna musik yang sudah menjadi trade mark mereka sedikit berubah dengan penggunaan keyboard di sebagian lagu-lagu dalam album ini. Mereka mulai nyerempet ke post hardcore seperti di album-album awal. Overall it's okey....penulis hargai proses kreatif mereka. Secara out put sound mereka semakin matang. Tak lupa unsur-unsur etnik ( dalam hal ini Melayu) tetap mereka masukkan dalam komposisi lagu. Personil saat perilisan album tinggal berempat tanpa Wibi Wibowo di sektor bass. Berbeda dari album-album sebelumnya, album ini diproduseri oleh label yang cukup dikenal di kalangan metal, Armstretch Records. Art work sederhana yang menggambarkan sosok tua suku Dayak tapi dikemas dengan menarik.

Tahun 2019 Kapital mencoba peruntungan dalam even Wacken Metal Battle Indonesia dimana satu band pemenang akan ditunjuk mewakili Indonesia di perhelatan Wacken Open Air di Jerman. Dalam even tersebut Kapital tidak berhasil menggondol tiket ke Wacken tapi band Taring yang beruntung memperolehnya.

7. MANTRA (2020)

Di album terbaru ini Kapital merombak sebagian besar personilnya. Masih digawangi Akbar Haka dan Ari Wardhana ditambah gitaris Baken Nainggolan yang bergabung sejak 2019 lalu. Baken dikenal sebagai ex Betrayer, Siksa Kubur dan Hellcrust. Bassis dipegang oleh Aris Pratama sedangkan sektor drum dipegang oleh musisi yang pernah jadi drummer terbaik di ajang Festival Rock Log Zhelebour yaitu Erwin Saputra. Perubahan line up kali ini ternyata sedikit membawa perubahan pada musik mereka. Sayatan gitar yang melodius ala Arch Enemy banyak menghilang baik saat opening lagu maupun saat interlude. Permainan drum berkelas, tehnikal dan rapi tersaji dalam album ini. Nada-nada vokal yang ngepop dibalut ritme metalcore terasa mendominasi album ini. Out put sound juga terasa lebih soft dibanding album-album sebelumnya meski tetap di jalur keras. Meski terjadi perubahan di berbagai sisi tapi ciri khas musikal Kapital tetap terjaga. Label Armstretch Records masih menaungi perilisan album ini. Sesuai dengan judul album, art work album ini mengingatkan akan poster film horor dengan balutan monokrom.

Secara keseluruhan sejak album awal Kapital sudah menyuguhkan sajian metalcore ala mereka sendiri. Taste musik yang tinggi terutama dari founder sekaligus frontman Akhmad Akbar Haka mampu menyajikan garangnya musik metal sekaligus bersahabat dengan telinga untuk dinikmati. Selain racikan bumbu yang menyegarkan di musik metal mereka, out put sound juga berkualitas baik meski tiap album mixing nya berbeda-beda terutama balancing antara gitar, bass dan drum. Yang penulis ingin memberikan nilai plus adalah proses recording dilakukan di studio lokal Tenggarong dengan hasil yang tak kalah prima dengan studio bertaraf nasional di pulau Jawa. Semua ini tak mungkin terlepas dari kemampuan telinga sound engineer.

Terakhir, menghasilkan suatu karya bukan hanya sekedar menulis lagu dan menuangkan dalam kumpulan album rekaman. Karya adalah kombinasi dari idealisme, kreatifitas dan cita rasa dimana hasilnya bisa dinikmati oleh khalayak. Dan Kapital bisa membuktikan itu semua. Satu-satunya band metal dari tanah Borneo dengan kualifikasi nasional yang selalu produktif. 

Maju terus Kapital, selalu tebarkan teror dari belantara Borneo !!! cheeerrrsss...... 

Posting Komentar

0 Komentar