TRAUMA BACK TO ROOT through 5th album BALAKOSA

Saya pertama kali mengenal band TRAUMA dari suatu majalah musik nasional yang sudah wafat, di dalamnya terdapat resensi album berjudul Dominasi Kemenangan yang rilis tahun 2008. Review positif dari majalah tersebut membuat saya tertarik untuk membeli album tersebut. Untuk telinga penikmat metal jadul seperti saya materi album tersebut cukup menyengat tapi nikmat. Death metal yang dimuntahkan Trauma justru terasa easy listening di telinga. Setelah itu saya mulai berburu album-album Trauma lainnya untuk menyimak dan memahami benang merah antara album satu dan lainnya. Dari album-album split maupun album-album penuh yang pernah dirilis era tahun 1998 - 2012 terdapatlah suatu kesimpulan bahwa Trauma mengalamai transformasi musikal dari tiap-tiap album. 




Awal karir Trauma yang tersaji dalam album kompilasi Metalik Klinik 1 pada lagu Ciptaan Kebencian terasa sekali mereka berada di jalur old school death metal. Influence dari mbah-mbahnya death metal seperti Morbid Angel, Canibal Corpse ataupun Entombed terasa sekali dan seakan menjadi roh musik mereka. Dalam perjalanan musikal mereka di tiap album-album selanjutnya, Trauma mencoba bereksplorasi. Melodic death metal dengan sound cenderung soft mereka sajikan di album penuh pertama Extinction Of Mankind (1998). Riff-riff thrash metal bahkan heavy metal terasa sekali di album ini. Sound berat ala old school death metal mereka tampilkan di album penuh berikutnya Paradigma; Demi Hidup Tak Perlu Harus Mati (2003) dan Dominasi Kemenangan (2008). Di album ke-empat Perennial (2012) mereka kembali memasukkan unsur melodic dalam balutan death metal dengan kualitas sound lebih baik dari album-album sebelumnya.

kaset album-labum lama Trauma koleksi penulis


Jube Tantagode dalam bukunya Musik Underground Indonesia; Revolusi Indie Label terbitan Harmoni tahun 2008, menyebutkan bahwa Trauma bersama Grausig merupakan termasuk pelopor death metal di Indonesia. Trauma sendiri terbentuk tanggal 18 Agustus 1992 di Jakarta. Menurut Nino Aspiranta, sang vokalis yang doyan koleksi rilisan fisik film-film klasik ini pada tahun 1995 Trauma mengalami re-generasi personil. Bongkar pasang personil seperti pada umumnya suatu band juga melanda Trauma hingga tahun 2015 memantapkan diri dengan line up tetap sampai sekarang. Adapun line up saat ini adalah Nino Aspiranta (growl), Rusdi Hamid (bass), Ramadhani Utomo (drum) dan Henri Kemal (gitar).

Pada tanggal 9 Oktober 2019 akhirnya Trauma merilis album ke-lima yang bertitel BALAKOSA. Demikian press release-nya :


The year 2019 witnesses TRAUMA releasing their latest album titled "Balakosa". This album is the much awaited answer to a seven year hollowness since "Perennial", released in 2012. "Balakosa" is the 5th full lenght album, officially released on the 9th of October, 2019 by Morbid Noise Records from Indonesia/Malaysia. In Sanskrit, "Balakosa" means "Strenght and Success". This album comprises of 10 songs, released in CD format, Cassette and Vinyl soon.


TRAUMA has guerrillad in many cities in Indonesia and Malaysia. They have also had the opportunity to appear in Singapore. In view of promoting the "Balakosa" album, TRAUMA will be touring commencing from Ipoh - Malaysia (1/11), Penang – Malaysia (2/11) and Hatyai - Thailand (3/11). The rest of the schedule will be confirmed soon.

Dalam suatu kesempatan, saya berhasil mewawancarai Nino vokalis yang juga kolektor rilisan fisik musik berbagai genre dari pop sampai metal via whatsup.

ADI " Apakah proses recording album terbaru ini beda dari album-album sebelumnya?'

NINO " beda... prosesnya lama sekali sekitar 5 tahun kami merekam dan menyelesaikan album baru ini. Kami merekamnya secara mencicil usai tur mini Singapore-Malaysia tahun 2015. Waktu itu kebetulan saat tur kami juga sedang beradaptasi dengan gitaris baru,Henri. Yang bikin proses rekamannya lama, tentu karena kesibukan para personil diluar urusan band, yaitu urusan pekerjaannya masing-masing. Kadang mau ketemu untuk masuk studio juga susah. Kami sempat mengurangi jadwal show untuk lebih fokus ke rekaman dalam rangka menyelesaikan materi baru. Sebenarnya target album Balakosa rilis tahun 2017 tapi baru kesampaian tahun 2019, tetap bersyukur alhamdulillah."

ADI " Apa yang ingin kalian capai dari album terbaru ini?"

NINO " yang PERTAMA tentunya Trauma bisa kembali memainkan musik old school death metal ala Trauma.... sesuai yang kami mau... dan tentunya musik kami bisa didengar dan dinikmati lebih banyak lagi. yang KEDUA melalui album Balakosa kami ingin menunjukkan bahwa Trauma tetap eksis dan terus ingin berkarya. Kami memang sempat mengurangi jadwal show, tapi Trauma tidak pernah vakum."

ADI " Apa obsesi terbesar Trauma?'

NINO "Tentunya bisa tur Eropa (aamiin) dan main di kota/negara yang belum pernah kami singgahi."

ADI " Terakhir nih, ada pesan-pesan untuk band dan rakyat death metal Indonesia?'

NINO " Saling support satu sama lain. Cuma itu yang bakal bikin scene di negara kita semakin besar!"

Demikianlah sesi wawancara saya bersama Nino yang dibalik penampilan sangarnya sebenarnya sosok yang ramah dan humble..... hehe...

sertifikat boxset


Setelah saya terima boxset album Balakosa, langsung saya spin kaset pitanya di tape deck kesayangan. Kenapa harus kaset duluan? karena ujian pertama kualitas out put sound sebuah rilisan album menurut saya ya lewat pita kaset. Maklum telinga tua...haha.... Side A dibuka dengan track pertama Supremasi Kebencian dengan intro gagah sekaligus kelam dan dari track awal ini sebenarnya cukup untuk membuat saya jatuh hati dengan album ini. Kaset itu saya putar bolak balik sampai dua kali untuk lebih meresapi musik mereka. Dan pada akhirnya pada suatu kesimpulan bahwa mereka berhasil mengeksplorasi tujuan mereka kembali ke akar old school death metal melalui album ini. Tehnik growl Nino yang menyerupai Max Cavalera ini memang menjadi nyawa di tiap lagu-lagu Trauma. Saya jadi teringat ulasan suatu majalah musik yang menyebutkan bahwa Nino adalah sedikit dari sekian vokalis death metal Indonesia yang mempunyai artikulasi pengucapan lirik sangat jelas. Dalam album baru ini Nino hanya 1 lagu saja mengeluarkan tehnik high growl tak seperti di album-album sebelumnya. Kualitas out put sound nyaris sempurna di album baru ini, dan itu merupakan pencapaian terbaik Trauma dibanding album-album sebelumnya bahkan lebih baik dari album Perennial yang waktu itu saya pikir sudah yang terbaik. Antara suara gitar, bass maupun drum begitu balance tanpa protes dari telinga saya... hehe.... 

Di sektor art work kover album Balakosa ini saya acungi 4 jempol deh.... kalau boleh saya beri judul adalah LAST KNIGHT STANDING. Menggambarkan sosok satria dari alam kegelapan yang bertahan dari kehancuran alam dan dikelilingi kobaran api yang membakar sekitarnya. Menurut saya ini art work terbaik dari album-album sebelumnya.

penulis beserta boxset album Balakosa

overall untuk album Balakosa saya beri nilai 8,5/10.. sukses buat TRAUMA !!!

Bagi penggemar Trauma ini adalah discography mereka......


- “Demo Reh 1996” (Demo Rehearshal/1996) Morbid Noise Records
- “Incomplete Damnation” (Demo Tape/1997) Morbid Noise Records
- “Extinction Of Mankind” (1st Album/1998/Cassete) Morbid Noise Records
- “Extinction Of Mankind” (Malaysian Re-Release Underlicence /1999/on
   Cassete) Psychic Scream Entertainment (Malaysia)/distribute: Pony Canyon
- “Extinction Of Mankind” (USA Re-Release /Underlicence/DIY /2000/Cassete & CD) Owl  
  Records – USA
- TRAUMA/CALLIGERY (Czech Rep) Split Tape/CD-DIY (2000) Owl Records – USA
- TRAUMA/UNVEILED (Malaysia) Split CD & Cassete (2000) Psychic Scream
  Entertainment  (Malaysia). Material from TRAUMA “Torment Defined” EP
- TRAUMA/AGATHOCLES (Belgia) “Death Metal vs. Mince Core” Split Live Tape
  (2002) Extreme Souls Production
- TRAUMA/TUMOUR (Holland) “Death Metal vs. Gore Grind” Split Tape (2002)
   Mangled Maggot Stew Records (Holland)
- TRAUMA/PLANKTON(Holland)/SANGUINARY/(Holland)/INTUMESCENCE
  (Holland) “4 Way Split Tape” (2002) Mangled Maggot Stew Records (Holland)
- “Paradigma; Demi Hidup Tak Perlu Harus Mati” (2nd full lenth Album/2003/Cassete):
   Krossover Records/Hemaswara/Musica
- “Dimensi Paradigma” Autobiography Book (2003) Edelweiss Production
- “Extinction Of Mankind” (Re-Release Underlicence /2004/Cassete) Variant Music 
   Indonesia/Alfa Records
- “Dominasi Kemenangan” (3rd full length Album/2008/CD & Cassete) Roxana777 Records/RNB
- “Perennial” (4th full length Album/2012/on CD) Off The Records
- “Extinction Of Mankind/Torment Defined.EP” (Re-release/2012/ CD) Off The Records
- “Paradigma; Demi Hidup Tak Perlu Harus Mati” (Re-release/2012/ CD) Off The Records
- “Perennial” (4th full length Album/2012/on CD) Underlicenced by 1332 Records (USA)
- “Incomplete Damnation” (Classic Demo Reissued/2014/CD & Cassete) Playload Records.
- “Diabolikal/Supremasi Kebencian” (Promo Single 2018/CDr)
- “Balakosa” (5th full length Album/2019/CD-Cassete-Vynil) Morbid Noise Records


Official site:
www.morbidnoise.com/trauma
instagram: @traumaindo

Booking & Merchandise:
MORBID NOISE Records (Indonesia)
+62 8777 020 5252 
MORBID NOISE Records (Malaysia)
+60 14 304 8455 

Posting Komentar

0 Komentar